Di dunia ini, banyak sekali orang yang memiliki orang tua atau keluarga yang baik dalam perekonomian, kekeluargaan maupun dalam menghadapi masalah, tetapi mungkin ada sesuatu hal terjadi dalam keluarganya, mungkin juga ada konflik keluarga yang tidak bisa terselesaikan yang akirnya membawa kehancuran dalam keluarga tersebut. Inilah dihadapi oleh dua orang anak ini.
Yang pria dulunya adalah anak orang kaya. Dia bernama Tamashi. Dia dulunya punya sahabat dan sering bermain bersama teman-temannya. Tiba-tiba, ada kecelakaan yang cukup hebat menimpa keluarganya. Ayahnya meninggal dunia di tempat kecelakaan dan ibunya ter-kena gegar otak dan kata dokter dia akan lumpuh selamanya. Karena perusahaan ayahnya tidak ada yang atur, maka perusahaan itu diambil alih oleh temannya dan tidak mau berbagi saham lagi dengan ibunya. Tamashi pun akhirnya di taruh di panti asuhan. Yang wanita bernama Yuri. Dia berasal dari keluarga yang menengah. Keluarganya sederhana dan semuanya berjalan lancar. Pada suatu malam, ayahnya membawa seorang wanita lain pulang dan dia langsung membawa kopernya keluar dari rumah dan tak kembali untuk selamanya. Ibunya pun menjadi gila karena di ke-hilangan yang dia cintai. Ibunya yang sudah gila itu pun membawa dia ke panti ashuan dan tak kembali lagi. Pada saat di panti asuhan, mereka saling berteman dan kenalan. Hari pun berlalu, mereka pun memulai hari yang baru dan tidak mau ingat masa lalunya lagi. Mereka pun mulai berteman dan menjadi seperti kakak adik walaupun umurnya hanya beda setahun saja. Dan terakhir, mereka pun akhirnya dilepaskan dari panti asuhan. ............................................................................................................................................................ “Hari ini aku memasak untukmu sebuah sebuah sup kesukaanmu.” Dia pun mencicipinya. “Bagaimana rasanya?”katanya. ”Hmmm... Lumayan...” “Ahhh.. Yang bener nih??”, katanya yang sudah mulai merayu. “Iya... Iya.. Enak..” “Hahaha.. Masakanku selalu enak... Yeay..” Mereka berdua pun memulai hari barunya lagi. Pada pagi harinya, mereka berkerja di sebuah supermarket di pusat kota pada shift pagi. Walaupun gaji kecil, namun mereka tidak terlalu memusingkannya. Pada sore hari, mereka bekerja di sebuah restoran kecil yang terletak di gang kecil tak jauh dari tempat perkantoran. Restoran ini menyediakan mie ramen dan minuman murah yang terkadang ramai saat orang pulang kerja dan sambil ber-bicara satu sama lain. Restoran itu hanya dibuka pukul 4 sore sampai 9 malam. Karena sudah bekerja seharian, terkadang, kelihatannya Tamashi selalu marah, padahal sebenarnya orangnya bahagia karena emosinya yang tidak bisa kendalikan, tidak seperti Yuri. Yuri adalah se-orang yang murah senyum, gaya bicaranya yang menarik pria lain, dan cukup sabar dalam menghadapi tanatangan walaupun dia sudah kelelahan. Pada akhir bulan, kepala restoran tersebut selalu memberikan uang upah lebih ke-pada semua karyawannya sebagai tanda terima kasih karena mereka sudah bekerja dengan baik. Pada malam harinya, dalam perjalanan pulang ke tempat dimana mereka tinggal, mereka selalu mengunjungi sebuah gedung yang didalamnya, ada suatu ruangan yang disewakan oleh seorang direktur tua di suatu perusahaan sebagai penghargaan mereka dalam me-lestarikan alam. Di sana, mereka bermain dan Yuri menggambar sebuah lukisan yang bertema “Peace the World”. Tema ini mereka rasa sangat cocok untuk di dunia ini karena pada saat itu negara sedang berperang satu sama lain yang tak ada habis-habisnya. Pada saat menggambar, Yuri biasanya tertidur karena kondisinya yang sudah melelahkan. Akhirnya, Tamashi harus dan selalu menggendong Yuri sampai “rumah”. ............................................................................................................................................................ “Rumah” itu bukan seperti biasanya. Rumah itu berada di bawah tanah yang besarnya 10 x 20 m dan sebagian besarnya adalah laboraturium yang dulu di-pakai oleh kakeknya Tamashi dan yang lainnya seperti rumah biasa. Kakeknya sangat dekat dengan Tamashi. Di masa kecilnya, karena ibu dan ayahnya selalu sibuk, dia selalu bermain dengan kakeknya. Kakeknya selalu menasehati dia untuk melakukan yang terbaik untuk keluarga dan negaranya. Sebelum dia meninggal, dia meninggalkan sebuah kunci kepadanya dan mengajak ke tempat tersebut. Itu pertama kali dan terakhir kalinya, dia melihat kakeknya bereksperimen di depan matanya. Tak lama setelah kejadian itu, kakeknya meninggal dunia. Tamashi pun sangat bersedih. Untuk menghilangkan rasa sedihnya, dia berjalan kaki ke tempat tersebut dan berusaha untuk memasuki tempat tersebut. Untuk menuju ke tempat tersebut, penuh teka-teki yang harus dipecahkan dengan pemikiran yang sangat jenius, hanya keluarganya Tamashi yang hanya bisa masuk ke situ pada saat sebelum kakeknya meninggal dunia. Seakarang, hanya Tamashi, Yuri, dan beberapa teman dekatnya Tamashi yang bisa masuk ke tempat tersebut. ............................................................................................................................................................ Sesampainya di “rumah”nya, Tamashi mem-baringkan Yuri di tempat tidur dimana biasa tidur dan menunggu temannya untuk pergi ke bar yang jaraknya 1 km dari tempat tinggalnya hingga ralut mlam. Di bar tersebut, temannya pun berpseta riya, tetapi dia tidak ikut-ikutan seperti temannya, bahkan Tamashi selalu me-ngatakan kepada teman-temannya bahwa mereka harus menghemat uang yang mereka punya. Pada saat per-jalanan pulang ke rumah masing-masing, Tamashi selalu ketiduran dan temannya yang setia bernama Akari selalu menggendongnya. Saat sampai di rumah, Akari mebaringkan dan menaruh surat yang ada di tempat pos ke sebelah tempat tidurnya. Itulah yang mereka lakukan setiap harinya, akan tetapi pada suatu hari.... (to be continued, “One Failure, All Broken”)
2 Comments
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |