Pada suatu hari, ada seorang pria yang aneh masuk ke restoran dimana Tamashi dan Yuri bekerja. Dia cukup aneh dan misterius, lengkap dengan dengan kaca mata hitam yang cukup gelap dan kepala menunduk. Padahal, belum saatnya orang-orang belum pulang kerja. “Selamat datang!”, kata Yuri. Biasanya, orang-orang yang datang ke restoran itu berdua atau sekolompok orang, namun ia hanya seorang diri. Duduk di tempat tersempit di bagian paling belakang, Tamashi pun heran dan datang ke tempat orang tersebut. “Ada yang saay bisa bantu, pak?”. “Ambilkan saya dua botol “soju” dan semangkok mie”, katanya. Tamashi pun berbalik badan dan mulai berjalan menuju tempat dapur. “Sebentar!”, kata orang misterius itu. “Bisakah aku bicara dengan kau sebentar?”, katanya. Tamashi pun memanggil Yuri unutk mengantarkan lemabaran pesanannya untuk diantarkan ke dapur, lalu mulai duduk dan bertanya, “ada apa ya, pak?” kata Tamashi. “Jadi begini...” Dia pun mulai pen-jelesannya.“ooo... Jadi begitu ceritanya.”.”Jadi bapak mau ditemani saya?”, kata Tamashi. “Tidak, saya mau-nya ditemani oleh wanita itu.”katanya sambil menunjuk ke arah Yuri. “ooo... Begitu...” kata Tamashi sambil ter-heran-heran. Tamashi pun mulai memanggil Yuri untuk datang kepadanya.”Sini.. Ada yang ku ceritakan kepada-mu.” Yuri pun mulai duduk dan mendengarkan cerita si orang misterius. Tamashi pun mulai curiga dengan orang itu. Saat makanannya keluar, awalnya teman Tamashiyang mengantarkannya, tetapi Tamashi bilang, “Nah.. Kamu berdiri di depan saja untuk menyambut tamu.. Sini... Aku antarkan”. “Baik, kalau begitu.”kata temannya. Tamashi pun mulai berjalan ke tempatnya untuk mengantarkan makanan orang misterius itu sambil mendengarkan pembicaraannya dengan Yuri. Setelah di-dengar-dengar tidak ada yang terlalu serius tentang pem-bicaraanya. Seharian itu Tamashi berpikir tentang itu. Mukanya tampak aneh sepanjang hari itu.
Pada malam itu, Yuri pun bertanya, “Kenapa kamu?? Gak enak badan??”. “Engga kok..”, kata Tamashi. Yuri pun berkata dalam hatinya sambil melihat muka Tamashi dengan terheran-heran, “hmmm... Pasti gara-gara yang tadi”. Tamashi melihat mukanya, lalu bertanya,“ada apa ya?”.”Engga... Engga.. Ga apa-apa kok.” Kata Yuri sambil berlari-lari sambil tertawa-tawa. Pada saat yang bersamaan, orang misterius itu pun berbicara dengan anak buahnya melalui telepon tentang bagaimana menculik Yuri. Anak buahnya yang bernama Sumiteru Futabatei mempunyai ide untuk men-culik Yuri. Orang misterius itu pun menyetujuinya. Keesokan harinya, Sumiteru datang bersama teman-temannya ke restoran itu untuk makan bersama. Karena suatu kecelakaan, Tamashi dan Sumiteru pun berkelahi dan Yuri pun berusaha untuk menghentikannya dan mengajak mereka untuk berdamai. Semenjak itu lah, mereka bertiga mulai berteman. Tamashi pun tidak me-rasakan ada yang aneh dari Sumiteru dan temannya. Waktu pun tidak terasa sampai pada tepatnya dua tahun mereka sudah berteman, Tamashi pun mengajak Sumiteru untuk datang ke rumahnya. Di situ lah, Sumiteru mengungkapkan isi hatinya ke Yuri dan ingin berpacaran. Yuri dan Tamashi pun menyetujuinya. Pada suatu hari, Tamashi dan Yuri pun diundang oleh Sumiteru ke acara yang sangat mewah dan terbatas. Acara itu pun berlangsung meriah. Pada saat acara itu, Yuri pun diajak ke panggung dan di situ lah, Sumiteru pun melamar Yuri sebagai pasangan hidupnya. Semua orang pun tercengang dan bahagia, tak kecuali Tamashi. Pada saat Yuri turun panggung, Tamashi pun mengucap-kan selamat kepada Yuri dan Sumiteru. “Akhirnya, kamu ada yang suka, ya..”. “Apaan sih??”, kata Yuri. Pada saat pulang, Tamashi pun merasa ada yang heran, tetapi ia tidak tahu apa yang heran. Yuri pun pulang bersama Sumiteru, tanpa pemberitahuan ke Tamashi. Pada saat perjalanan pulang, Sumiteru tiba-tiba member-hentikan mobil dia dan menutup pernapasannya hingga Yuri pingsan. ..................................... Waktu terus berlalu, Tamashi menunggu Yuri hingga pulang, tetapi sampai matahari terbit pun dia tak kunjung kembali. Dia bilang ke dalam hatinya, “Ahh.. Pasti dia pergi bersama pasangan hidupnya dan memulai hidupnya yang baru.”. Dia pun mulai hidupnya seperti biasa, tanpa keraguan tentang Yuri dan Sumiteru. Pada suatu malam, Tamashi dapat mimpi buruk. Di mimpi buruk, terdapat orang yang seperti Yuri yang bersayap hitam dan ingin bertarung dengannya. Ada pula seorang perempuan memakai pedang, di bagian muka dan tubuhnya banyak yang luka dan mengatakan, “Ayo, Tamashi! Seranglah dia!”. Tamashi pun langsung bangun dan berkata dalam hatinya, “Ini tidak mungkin terjadi... Ini tidak mungkin terjadi”. Akan tetapi, mimpi itu datang tiap hari sampai Tamashi pun akhirnya marah akan dirinya sendiri. Tiba-tiba, ada sesuatu yang meng-gangu pikiran. Di pikirannya, “kenapa Yuri tidak kunjung balik ke rumah? Kenapa dia tidak menanyakan kabarku? Biasanya dia kan orangnya perhatian. Aneh juga ya. Apa aku perlu telepon dia ya?”. Pada hari itu, dia tidak pergi kerja dan hanya berpikir tentang Yuri. Akhirnya, dia menelpon salah satu temannya, Yuya untuk mencari tahu tentang keberadaan Yuri. ............................. Yuri pun terbangun di suatu tempat gudang yang sudah lama tidak terpakai dan sangat kotor. Di atasnya, ada satu lampu yang sudah radap-redup sinarnya. Tiba-tiba, ada seorang yang datang dengan sinar yang begitu terang dan berkata, “Hahaha.. Akhirnya, kau terbangun juga...”, kata orang tersebut. “Dimana aku?!”, teriak Yuri. “Kau tidak perlu takut..”, kata orang tersebut yang ter-nyata adalah Sumiteru. “Apa yang kau lakukan kepada-ku?”, teriak Yuri sambil ingin mengerakkan badannya yang ternyata di ikat di sebuah kursi. “Tenang saja.. Aku tidak menyakiti kamu asalkan....”, katanya. “Apa? Cepat katakan!”, kata Yuri. “Asalkan kamu bergabung dengan grupku”. Tiba-tiba, banyak orang di sebelah Sumiteru. Badannya besar dan memakai pisau. Tiba-tiba, ruangan gelap dan dia hanya sendirian. ......................................... Yuya berlari dengan kelelahan. “Ketemu”, kata-nya sambil memberikan sebuah amplop yang berisi foto. “Bagus! Aku akan pergi ke sana!”, kata Tamashi sambil mengambil satu langkah ke depan. Akan tetapi, langkah tersebut itu ditahan oleh Yuya dan berkata, “Wow.. Wow... Tunggu sebentar.. Apa kau bilang barusan? ”. “Aku akan pergi ke sana? Kenapa?”, kata Tamashi. “Mendingan jangan deh.. Berbahaya”. “Apanya ber-bahaya. Itu kan hanya gudang kosong. Ayo!”, katanya. “Ya udah deh.. Tapi, kamu yang tanggungjawab atas dirimu..” sambil menunjuk ke Tamashi. “OK!”, kata Tamashi. Sesampainya di tempat tersebut, Tamashi langsung masuk gedung dan langsung melihat Yuri di depan mata. Kakinya pun melangkah, berlari menuju Yuri sambil mulutnya bertiak, “Yuri! Yuri! Yuri!”, tetapi langkah itu pun terhenti setelah ada orang hitam yang menghalang dia. “Ternyata kamu datang juga.”, katanya sambil menusukkan pisau ke bagian perut Tamashi. Tubuhnya pun langsung terjatuh dan tak bisa bergerak hingga akhirnya dia menutup matanya. Tiba-tiba, mata Tamashi terbuka. Di depannya, dia ada Yuri yang terikat dengan kursi. Dia pun mencoba mendekatinya, tetapi sejumlah orang dalam mobil ter-sebut memukul dia hingga pingsan dan ditinggalkan di pinggir jalan. Akari, teman Tamashi tak sengaja me-lawati jalan tersebut dalam perjalanan ke rumahnya. Ia menemukan seorang yang tergeletak di pinggiran jalan. Ia heran dan mendekatinya. Ia kaget pada saat temannya yang setia kepadanya tergeletak dan berdarah di seluruh badannya dan ia pun segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Pada saat ambulance sampai ke tempat kejadian, Tamashi pun sempat sadar dan mengatakan, “dia brengsek...”, lalu menutup matanya lagi. Kata seorang rescuer, dia kehilangan banyak darah. Ambulance itu berlajur kencang dan akhirnya sampai di rumah sakit, Tamashi pun dengan cepat ditangani oleh dokter yang cukup terkenal. Beberapa jam pun berlalu, teman-teman dekat Tamashi pun menunggu di depan ruang operasi, kecuali Yuya. Akhirnya, dokter yang menangani Tamashi pun keluar dari ruang operasi, semua orang pun langsung menanya-kan bagaimana keadaan Tamashi. “Tenang... Tenang.. Saya akan menjelaskan. Tamashi tidak mengalami luka yang sangat serius, tetapi dia ke-kurangan banyak darah dan karena itu ia mengalami koma”. “Sampai kapan, dok?” kata salah satu temannya. “Saya tidak tahu pasti kapan dia akan sadar, tetapi dia pasti akan sadar “, jawab dokter itu. Tamashi dibawa ke ruangan perawatan. Setiap harinya, ada teman-teman yang mengjenguk dia. Waktu pun terus berlalu. 1 minggu, 2 minggu , 3 minggu hingga 1 bulan pun berlalu. Teman-teman Tamashi pun mulai pesimis tentang Tamashi yang tak kunjung sadar. Keesokan paginya, kira-kira pukul 4 pagi, mata Tamashi pun membuka matanya. “Mana dia?! Mana dia?!”, teriaknya. Teriakannya itu membuat semua orang di tempat tersebut melihat dia. Para suster pun datang dan berkata kepadanya kalau ia berada di rumah sakit. Salah satu suster pun menelpon salah satu temannya, memberitahukan kalau Tamashi sudah sadar. Para sahabatnya pun langsung ke rumah sakit. Pertama kali Tamashi berkata pada temannya, ‘mana si brengsek itu?”,katanya. Kari pun menjawabnya dengan tegang, “Dia pun sudah membawa lari Yuri lagi”. “APA KATAMU?!”, teriaknya. Tamashi pun bangun dengan penuh emosi, tetapi teman-temannya menahan dia untuk tidak bangun dari tempat tidur. Akari pun berkata berkata, “kita akan mencari tahu keberadaan si brengsek itu dan Yuri bersama-sama, tapi setelah kamu pulih, ok?” “Benarkah kalian akan membantuku?”, tanya Tamashi. Teman-temannya pun mengangguk-mengangguk dan bekata, “tentu saja, kawanku yang setia. Kami selalu mendampangimu”.”Terima kasih banyak kawan-kawan-ku”, kata Tamashi.
2 Comments
Di dunia ini, banyak sekali orang yang memiliki orang tua atau keluarga yang baik dalam perekonomian, kekeluargaan maupun dalam menghadapi masalah, tetapi mungkin ada sesuatu hal terjadi dalam keluarganya, mungkin juga ada konflik keluarga yang tidak bisa terselesaikan yang akirnya membawa kehancuran dalam keluarga tersebut. Inilah dihadapi oleh dua orang anak ini.
Yang pria dulunya adalah anak orang kaya. Dia bernama Tamashi. Dia dulunya punya sahabat dan sering bermain bersama teman-temannya. Tiba-tiba, ada kecelakaan yang cukup hebat menimpa keluarganya. Ayahnya meninggal dunia di tempat kecelakaan dan ibunya ter-kena gegar otak dan kata dokter dia akan lumpuh selamanya. Karena perusahaan ayahnya tidak ada yang atur, maka perusahaan itu diambil alih oleh temannya dan tidak mau berbagi saham lagi dengan ibunya. Tamashi pun akhirnya di taruh di panti asuhan. Yang wanita bernama Yuri. Dia berasal dari keluarga yang menengah. Keluarganya sederhana dan semuanya berjalan lancar. Pada suatu malam, ayahnya membawa seorang wanita lain pulang dan dia langsung membawa kopernya keluar dari rumah dan tak kembali untuk selamanya. Ibunya pun menjadi gila karena di ke-hilangan yang dia cintai. Ibunya yang sudah gila itu pun membawa dia ke panti ashuan dan tak kembali lagi. Pada saat di panti asuhan, mereka saling berteman dan kenalan. Hari pun berlalu, mereka pun memulai hari yang baru dan tidak mau ingat masa lalunya lagi. Mereka pun mulai berteman dan menjadi seperti kakak adik walaupun umurnya hanya beda setahun saja. Dan terakhir, mereka pun akhirnya dilepaskan dari panti asuhan. ............................................................................................................................................................ “Hari ini aku memasak untukmu sebuah sebuah sup kesukaanmu.” Dia pun mencicipinya. “Bagaimana rasanya?”katanya. ”Hmmm... Lumayan...” “Ahhh.. Yang bener nih??”, katanya yang sudah mulai merayu. “Iya... Iya.. Enak..” “Hahaha.. Masakanku selalu enak... Yeay..” Mereka berdua pun memulai hari barunya lagi. Pada pagi harinya, mereka berkerja di sebuah supermarket di pusat kota pada shift pagi. Walaupun gaji kecil, namun mereka tidak terlalu memusingkannya. Pada sore hari, mereka bekerja di sebuah restoran kecil yang terletak di gang kecil tak jauh dari tempat perkantoran. Restoran ini menyediakan mie ramen dan minuman murah yang terkadang ramai saat orang pulang kerja dan sambil ber-bicara satu sama lain. Restoran itu hanya dibuka pukul 4 sore sampai 9 malam. Karena sudah bekerja seharian, terkadang, kelihatannya Tamashi selalu marah, padahal sebenarnya orangnya bahagia karena emosinya yang tidak bisa kendalikan, tidak seperti Yuri. Yuri adalah se-orang yang murah senyum, gaya bicaranya yang menarik pria lain, dan cukup sabar dalam menghadapi tanatangan walaupun dia sudah kelelahan. Pada akhir bulan, kepala restoran tersebut selalu memberikan uang upah lebih ke-pada semua karyawannya sebagai tanda terima kasih karena mereka sudah bekerja dengan baik. Pada malam harinya, dalam perjalanan pulang ke tempat dimana mereka tinggal, mereka selalu mengunjungi sebuah gedung yang didalamnya, ada suatu ruangan yang disewakan oleh seorang direktur tua di suatu perusahaan sebagai penghargaan mereka dalam me-lestarikan alam. Di sana, mereka bermain dan Yuri menggambar sebuah lukisan yang bertema “Peace the World”. Tema ini mereka rasa sangat cocok untuk di dunia ini karena pada saat itu negara sedang berperang satu sama lain yang tak ada habis-habisnya. Pada saat menggambar, Yuri biasanya tertidur karena kondisinya yang sudah melelahkan. Akhirnya, Tamashi harus dan selalu menggendong Yuri sampai “rumah”. ............................................................................................................................................................ “Rumah” itu bukan seperti biasanya. Rumah itu berada di bawah tanah yang besarnya 10 x 20 m dan sebagian besarnya adalah laboraturium yang dulu di-pakai oleh kakeknya Tamashi dan yang lainnya seperti rumah biasa. Kakeknya sangat dekat dengan Tamashi. Di masa kecilnya, karena ibu dan ayahnya selalu sibuk, dia selalu bermain dengan kakeknya. Kakeknya selalu menasehati dia untuk melakukan yang terbaik untuk keluarga dan negaranya. Sebelum dia meninggal, dia meninggalkan sebuah kunci kepadanya dan mengajak ke tempat tersebut. Itu pertama kali dan terakhir kalinya, dia melihat kakeknya bereksperimen di depan matanya. Tak lama setelah kejadian itu, kakeknya meninggal dunia. Tamashi pun sangat bersedih. Untuk menghilangkan rasa sedihnya, dia berjalan kaki ke tempat tersebut dan berusaha untuk memasuki tempat tersebut. Untuk menuju ke tempat tersebut, penuh teka-teki yang harus dipecahkan dengan pemikiran yang sangat jenius, hanya keluarganya Tamashi yang hanya bisa masuk ke situ pada saat sebelum kakeknya meninggal dunia. Seakarang, hanya Tamashi, Yuri, dan beberapa teman dekatnya Tamashi yang bisa masuk ke tempat tersebut. ............................................................................................................................................................ Sesampainya di “rumah”nya, Tamashi mem-baringkan Yuri di tempat tidur dimana biasa tidur dan menunggu temannya untuk pergi ke bar yang jaraknya 1 km dari tempat tinggalnya hingga ralut mlam. Di bar tersebut, temannya pun berpseta riya, tetapi dia tidak ikut-ikutan seperti temannya, bahkan Tamashi selalu me-ngatakan kepada teman-temannya bahwa mereka harus menghemat uang yang mereka punya. Pada saat per-jalanan pulang ke rumah masing-masing, Tamashi selalu ketiduran dan temannya yang setia bernama Akari selalu menggendongnya. Saat sampai di rumah, Akari mebaringkan dan menaruh surat yang ada di tempat pos ke sebelah tempat tidurnya. Itulah yang mereka lakukan setiap harinya, akan tetapi pada suatu hari.... (to be continued, “One Failure, All Broken”) |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |